Harga Emas Tembus Rp2,3 Juta per Gram, Masyarakat Kian Giat Berinvestasi

ilustrasi.

LENSA, MAKASSAR — Harga emas Antam kembali mencatatkan rekor baru. Per Kamis (9/10/2025), logam mulia 24 karat tersebut menembus angka Rp2.303.000 per gram, mencerminkan tren penguatan harga yang signifikan dalam sepekan terakhir.

Berdasarkan data perdagangan, harga emas naik dari rentang Rp2.235.000 menjadi Rp2.303.000 per gram hanya dalam waktu lima hari, atau meningkat sekitar Rp68.000. Dalam sebulan terakhir, tren kenaikan ini pun konsisten, menunjukkan posisi emas yang semakin kokoh di pasar komoditas.

Deputi Bisnis PT Pegadaian Area Makassar II, Agus Riyadi, menjelaskan bahwa kenaikan harga emas dipengaruhi oleh tingginya permintaan di tengah pasokan yang terbatas.

“Biasanya kenaikan harga emas terjadi karena tingginya permintaan pasar, sementara ketersediaannya terbatas. Emas tidak bisa diproduksi kapan dan di mana saja karena bergantung pada bahan baku yang jumlahnya juga terbatas,” ujar Agus.

Menurutnya, tren penguatan harga ini sebenarnya telah terjadi sejak awal 2025.

“Sejak awal tahun, harga emas sudah naik hingga 50 persen. Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat menabung emas. Artinya, harga yang tinggi justru memacu semangat investasi,” tambahnya.

Hingga September 2025, total tabungan emas di Pegadaian Wilayah VI Makassar—yang meliputi Sulsel, Sulbar, Sulteng, dan Maluku—telah mencapai 704 kilogram. Angka tersebut dinilai cukup tinggi di tengah kondisi harga emas yang terus menanjak.

Kepala Departemen Business Support PT Pegadaian Kanwil VI Makassar, Andi Vivin Budi Permana, mengungkapkan bahwa bisnis emas juga mengalami peningkatan pesat secara tahunan.

“Saldo nasabah naik 33 persen, jumlah nasabah bertambah 280 ribu, rekening naik 20 persen, dan omzet meningkat hingga Rp971 miliar atau sekitar 103 persen,” ungkapnya.

Menurut Vivin, kenaikan harga emas justru memberikan keuntungan jangka panjang.

“Saat permintaan meningkat sementara stok terbatas, otomatis harga akan terus naik. Ini menjadi momentum positif bagi investor,” jelasnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Bosowa (Unibos), Dr. Lukman, menilai lonjakan harga emas membuat instrumen ini semakin menarik bagi masyarakat yang mencari investasi aman.

“Emas dikenal sebagai aset safe haven, yang nilainya cenderung stabil di tengah ketidakpastian ekonomi dan tekanan inflasi. Selain itu, emas juga memiliki nilai guna tinggi di sektor perhiasan dan teknologi,” tuturnya.

Namun, Lukman mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati terhadap fluktuasi harga emas.

“Jika ingin berinvestasi, pertimbangkan pilihan seperti membeli emas batangan, koin emas, saham perusahaan pertambangan seperti Kinross Gold Corp (KGC) atau Royal Gold Inc (RGLD), hingga reksa dana berbasis logam mulia,” pesannya. (*)

Comment