LENSA, GOWA – Polres Gowa resmi menetapkan 15 orang sebagai tersangka dalam kasus pembuatan dan peredaran uang palsu yang terjadi di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa. Dari jumlah tersebut, sembilan tersangka telah ditahan di Mapolres Gowa, sementara enam lainnya masih dalam perjalanan menuju lokasi.
Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, mengungkapkan bahwa lima tersangka tengah dibawa dari Mamuju, Sulawesi Barat, dan satu lainnya dari Kabupaten Wajo. “Lima tersangka dalam perjalanan dari Mamuju, satu dari Wajo,” ujarnya, Senin (16/12/2024) malam.
Reonald menegaskan bahwa pihaknya masih terus melakukan pengembangan kasus ini, sehingga kemungkinan jumlah tersangka dapat bertambah. Namun, ia belum merilis nama atau inisial dari para tersangka.
Dalam kasus ini, polisi berhasil menyita satu mesin pencetak uang palsu dan sekitar 4.467 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu. Total barang bukti uang palsu yang diamankan mencapai Rp446.700.000. Barang bukti lainnya, termasuk 100 jenis, juga ditemukan di lokasi kejadian.
“Kasus ini terungkap berkat kerja sama tim dengan menggunakan teknologi scientific investigation serta dukungan dari berbagai pihak seperti Labfor, Bank Indonesia, BRI, dan BNI,” jelas Reonald.
Reonald menyampaikan apresiasi kepada pihak kampus, khususnya Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, yang mendukung proses penyelidikan. “Rektor mempermudah kami dalam mengungkap perkara ini. Semua proses dilakukan bersama-sama untuk memastikan pengungkapan tuntas,” katanya.
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, menyatakan siap memberikan sanksi tegas kepada pelaku yang terbukti terlibat. Ia menyebut pelaku yang ditangkap adalah oknum staf kampus.
“Informasi yang beredar saat ini masih berupa desas-desus. Kami menunggu pernyataan resmi dari kepolisian sebelum mengambil tindakan lebih lanjut,” ujar Prof. Hamdan.
Pihak kampus memastikan akan mendukung penuh proses hukum dan memberikan sanksi sesuai aturan jika ditemukan pelanggaran. “Kami komit untuk menjaga integritas kampus dan tidak akan mentolerir tindakan seperti ini,” tegasnya. (*)
Comment