Makassar Siaga Cuaca Ekstrem! Wali Kota Danny Pomanto: Kita Harus Siap!

LENSA, MAKASSAR – Siapkan payung dan waspadai cuaca! Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) telah mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca ekstrem yang akan melanda Sulawesi Selatan, termasuk Kota Makassar, mulai dari 18 hingga 22 Desember 2024.

Badan cuaca memperkiraan hujan dengan intensitas dari lebat hingga sangat lebat dalam 24 jam. Angin kencang dan gelombang tinggi, mencapai kategori sedang (1,25–2,5 meter) di perairan Sulsel dan Selat Makassar, turut melengkapi situasi ini. Cuaca ekstrem ini tak hanya mengancam dampak pada lingkungan, tetapi juga berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, hingga gangguan pelayaran dan penerbangan.

Menanggapi hal ini, Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, yang akrab disapa Danny, menginstruksikan seluruh perangkat pemerintah untuk bersiap menghadapi cuaca buruk. “Hujan lebat diprediksi mulai turun sekitar pukul 07.00 Wita. Kita harus selalu waspada!” ungkapnya pada press conference.

Danny menjelaskan, cuaca ekstrem ini disebabkan oleh tingginya curah hujan dalam waktu singkat. “Kondisi yang tidak biasa ini bisa mengguyur curah hujan satu bulan hanya dalam hitungan jam!” tambahnya, mengingatkan tentang potensi cuaca buruk yang bisa terjadi kapan saja selama musim hujan, dari akhir Desember hingga Februari 2025.

Kendati demikian, situasi pasang air laut kini terpantau lebih baik dibandingkan sebelumnya. “Meski hujan lebat mungkin terjadi di pagi hari, kami bersyukur bahwa pasang surut masih terkendali,” jelas Danny.

Dalam upaya jangka panjang, Danny menekankan pentingnya perbaikan drainase. “Kami sudah memaksimalkan semua aspek penanganan banjir, termasuk pembenahan drainase!” tegasnya.

Satgas drainase, yang dibentuk sepuluh tahun lalu, telah siap siaga dalam membersihkan saluran air agar tetap berfungsi optimal.

“Buktinya, ketika Kota Makassar dikepung banjir, air sudah surut dengan cepat berkat kerja keras tim kami!” kata Danny bangga.

Ia juga mencatat bahwa pembersihan kanal bukan otoritas pemerintah Kota Makassar, meski sering kali menjadi sasaran kritik di media sosial. “Kami berkoordinasi dengan instansi lain. Misalnya, Pettarani, yang otoritasnya bukan milik kami. Namun, kami tetap bertanggung jawab untuk memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ungkap Danny.

“Oleh karena itu, koordinasi antarinstansi saat cuaca ekstrem sangatlah penting. Saya selalu berkomunikasi dengan dinas sosial dan camat untuk memantau perkembangan,” tutupnya. (*)

Comment