LENSA, MAKASSAR – Konser musik Big Vakansi yang diselenggarakan oleh Watch On di halaman parkir Mal Pipo, Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Kamis malam, 25 September 2025, sempat diwarnai kericuhan akibat membludaknya penonton. Sejumlah orang memaksa masuk ke area konser meski tidak memiliki tiket, menyebabkan situasi sempat tidak kondusif.
Penanggung jawab acara, Haryadi, menyampaikan apresiasinya atas antusiasme masyarakat. Ia menyebut bahwa seluruh tiket telah terjual habis enam hari sebelum acara digelar.
“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh penonton yang telah membeli tiket. Seluruh tiket telah ludes terjual sejak H-6 sebelum konser,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa panitia tidak menambah jumlah tiket meskipun permintaan sangat tinggi. Hal ini dilakukan demi menjaga kenyamanan dan keselamatan penonton selama acara berlangsung.
“Kami membatasi jumlah tiket agar ruang konser tetap nyaman. Kami ingin penonton bisa menikmati pertunjukan dengan aman dan tenang,” jelas Haryadi.
Watch On sendiri bukanlah gelaran pertama dari tim penyelenggara. Menurut Haryadi, pihaknya telah menjalin koordinasi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah kota, aparat keamanan, layanan medis, hingga vendor teknis sejak jauh hari sebelum acara.
Namun, tingginya antusiasme juga disertai oleh tindakan sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab. Beberapa individu memaksa masuk ke area konser tanpa tiket dan merusak fasilitas untuk menerobos penjagaan.
“Kami menyayangkan tindakan seperti ini. Saat kondisi mulai tidak kondusif, seluruh tim – mulai dari panitia, vendor, hingga pihak keamanan – bekerja sama menjaga keselamatan semua orang di lokasi,” tambahnya.
Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan. Menurutnya, industri hiburan harus dibangun secara kolektif, dengan saling menghargai peran semua pihak yang terlibat.
“Kegiatan seperti ini melibatkan banyak elemen—promotor, vendor sound system, lighting, LED, panggung, kelistrikan, tenant makanan, hingga para artis yang berlatih selama berhari-hari. Dan tentu saja, penonton yang menyisihkan penghasilan mereka untuk membeli tiket. Semua layak mendapatkan pengalaman yang baik,” tegasnya.
Senada dengan Haryadi, Ketua FBI (Forum Backstagers Indonesia) Provinsi Sulawesi Selatan, Hermawan Hamzah, menyoroti pentingnya menjaga ekosistem industri hiburan. Menurutnya, satu acara hiburan dapat menggerakkan banyak sektor ekonomi sekaligus.
“Ada ratusan panitia yang mengandalkan kesuksesan acara untuk mendapatkan upah. Vendor yang mempekerjakan ratusan pegawai, puluhan tenant makanan dan minuman, hingga pedagang kaki lima dan driver ojek online di sekitar venue juga ikut merasakan dampaknya,” jelas Hermawan.
Ia menambahkan, kegiatan semacam ini juga memberikan kontribusi pajak kepada daerah, yang kemudian digunakan untuk pembangunan kota.
“Kita harus terus saling mengingatkan. Perjalanan ini masih panjang, tapi kami yakin industri hiburan akan terus tumbuh dan dibutuhkan oleh masyarakat,” pungkasnya. (*)
Comment