LENSA, MAKASSAR – Pemilihan calon rektor 2026-2030 memasuki tahap penyaringan untuk menentukan tiga nama calon yang akan melenggang ke proses pemilihan. Kegiatan ini dikemas dalam Rapat Senat Akademik Terbuka Universitas Hasanuddin yang digelar di Hotel Unhas, Senin (3/11/2025).
Kegiatan dimulai dengan pemaparan visi misi ke enam calon rektor yakni Prof. Jamaluddin Jompa, Prof. dr. Budu, dr. Marhaen Hardjo, Prof. Dr. Sukardi Weda, Dr. Ir. Zulfajri Basri Hasanuddin dan Prof. Ir. Muhammad Iqbal Djawad.
Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan dari tiga orang Panelis yakni Guru Besar Unhas, Prof. Marzuki Dea, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) sekaligus mantan PJ Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh dan Dirut PT Penataran Angkatan Laut (PAL), Kaharuddin Djenod serta dua orang peserta. Pertanyaan tersebut kemudian dijawab secara bergantian oleh keenam bakal calon rektor.
Di sela-sela kegiatan, Prof Zudan mengungkapkan dirinya memanfaatkan kesempatan sebagai Panelis untuk bertanya kepada calon Rektor terkait cara menjaga citra institusi dan bagaimana membranding institusi lebih mendunia dengan tetap menanamkan nilai-nilai Bugis Makassar.
“Alhamdulillah hari ini saya diberi kesempatan memberikan pandangan bagaimana agar Unhas ke depan bisa maju lebih cepat, lebih tinggi prestasinya dan lebih mendunia serta lebih membumi berakar pada nilai-nilai kultural Sulawesi Selatan,” ujarnya
“Sekaligus saya meminta pandangan bakal calon Rektor terkait bagaiman mendorong Unhas untuk memperkuat branding institusi. Branding itu adalah merek besarnya Unhas, semakin didorong ke dunia internasional dan jangan lupa meninggalkan aspek-aspek lokalitas. Yang kedua saya juga bertanya kepada bakal calon Rektor bagaimana mendorong agar semua program yang ada di Unhas itu berdampak lebih luas, bermanfaat lebih besar terkait dengan program-program nasional dari bapak Presiden misalnya kemandirian pangan, penanganan kemiskinan penanganan stunting, angka putus sekolah yang bisa kemudian kita cegah atau kita minimalkan,”urainya
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan pemungutan suara 93 anggota Senat Akademik Universitas Hasanuddin yang terdiri dari unsur Ex-Officio (jabatan) sebanyak 27 orang dan selebihnya adalah unsur utusan Fakultas.
Dalam proses pemungutan suara ini, Tiga nama tampil yakni Prof. JJ dengan 74 suara, Prof. Budu 18 suara dan Prof. Sukardi 1 suara. Raihan tersebut turut mengantarkan ke tiga bakal calon rektor menjadi Calon Rektor dengan nomor urut baru sesuai alfabetis yakni calon Rektor nomor urut satu Prof Budu, Nomor Urut dua Prof JJ dan nomor Urut tiga Prof Sukardi.
sebagai pemilik suara terbanyak dari senat yang jauh mengungguli dua rivalnya mengaku bersyukur karena telah terpilih kembali menjadi calon Rektor.
“Saya berterima kasih pada seluruh Senat akademika, para senator yang kali ini memberikan kepercayaan luar biasa kepada daya sehingga perolehan suara 80 persen. Ini di luar dugaan saya karena saya begitu sibuk menjadi Rektor, tapi senator rupanya telah menentukan sikap untuk tetap meminta saya,” ujarnya
Prof JJ menilai besarnya suara yang diperolehnya pada hari ini sebagai tanda untuk melanjutkan estafet kepemimpinan yang telah dijalani lima tahun terakhir.
“Tentu ini bukanlah akhir dari proses karena ini baru Penjaringan, masih tiga besar, akan masuk lagi ke Majelis Wali Amanat tapi tentunya Majelis Wali Amanat akan memperhatikan ini sebagai suatu aspirasi dan keinginan daripada keluarga besar universitas. Sekali lagi terima kasih kepada seluruh media yang telah membantu Unhas untuk menjadi universitas yang memiliki reputasi yang baik memiliki berita-berita yang baik dari media,” bebernya.
Sementara, Prof Budu sebagai pemegang suara ke dua terbanyak meski selisih terbilang jauh tetap optimis maju di jenjang berikutnya pada kontestasi pemilihan Rektor ini.
“Saya bersyukur bisa masuk menjadi salah satu dari tiga besar. Berikutnya akan masuk ke penilaian Majelis Wali Amanat dan saya menyerahkan saja dan akan ikut pada prosesnya,” ucapnya
Ditanya terkait suara Menteri, Prof Budu mengungkapkan ikut pada proses dan ketetapan yang berlaku, “Kita serahkan semua pada proses, jadi Menteri itu pasti ada mekanisme, semua kota di Indonesia punya mekanisme. Yang jelas saya masuk satu diantara tiga calon Rektor,” pungkasnya.
Pemilik satu dari total 93 suara dari Anggota Senantiasa, Prof Sukardi mengaku optimistis sebagai orang pertama di luar Unhas yang lolos kontestasi ini. Meski hanya satu suara, Prof Sukardi menilai suara tersebut sangat bermakna dan merupakan pemilih yang rasional
“Suara tersebut sangat bermakna.Jadi mau 70 mau 50 semua sama saja lolos menjadi tiga kandidat calon Rektor. meski cuma satu suara, terus terang saya tidak pernah komunikasi dengan siapapun untuk pilih saya. Sayakan pendatang dari luar, tapi saya yakin apa yang saya sampaikan Insyaallah ada yang bertaut di hatinya untuk memilih saya,” ujarnya.
Lebih jauh, Prof Sukardi mengatakan. Jika terpilih menjadi Rektor akan membangun jalan layang untuk mengurai kemacetan di pintu satu dan pintu dua Unhas yang kerap menjadi pemandangan setiap pagi dan sore hari.
“Perguruan tinggi itu rohnya adalah Tri dharma pendidikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, nah di samping itu jangan lupa bahwa perguruan tinggi itu perlu ada dua hal yang sangat penting yang pertama adalah kualitas akademik, lalu yang kedua adalah kesejahteraan. Nah program yang realistis yang betul-betul dapat dirasakan oleh stakeholder Universitas Hasanuddin atau civitas akademika Universitas Hasanuddin yakni mengurai kemacetan. Saya ingin ada ain dari bundaran Unhas itu kemudian keluar ke kota sehingga kemacetan
bisa diurai,” tandasnya.
Selanjutnya, Prosesi pemilihan rektor ini akan dilanjutkan ke tahap pemilihan Majelis Wali Amanat (MWA), pemilihan melalui musyawarah atau pemungutan suara dan pengambilan suara Mentri yang memiliki hak suara 35 persen. Ini akan dilakukan pada periode 14-28 Januari 2025. Selanjutnya penetapan dan pelantikan rektor akan diselenggarakan pada 28 April 2026 mendatang. (*)
Comment