Klan Amir Uskara Tetap Perkasa di PPP Sulsel, Ilham Ari Digadang Maju sebagai Suksesor

Ilham Ari Fauzi Amir Uskara.

LENSA, MAKASSAR — Dominasi klan M Amir Uskara di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Selatan tampaknya masih jauh dari kata selesai. Setelah Imam Fauzan menembus struktur nasional sebagai Bendahara DPP, kini nama adiknya, .mulai dielus-elus sebagai calon kuat Ketua DPW PPP Sulsel pada periode mendatang.

Munculnya Ilham Ari—atau yang akrab disapa Daeng Tayang—dinilai sebagai sinyal bahwa “trah politik” Amir Uskara masih menjadi poros utama dalam dinamika PPP Sulsel. Figur berusia 27 tahun itu bukan pemain baru. Ia pernah mencuri perhatian publik saat maju sebagai calon Wakil Wali Kota Makassar berpasangan dengan Indira Jusuf Ismail.

Dengan pengalaman elektoral, popularitas yang mulai terbentuk, dan dukungan jaringan keluarga politiknya, Ilham disebut punya peluang besar meneruskan estafet kepemimpinan di partai berlambang Ka’bah tersebut.

Pengamat: Pengaruh Amir Uskara Masih Kuat

Pengamat politik Asratillah menilai, sejauh ini sulit mengabaikan peran Amir Uskara dalam konfigurasi PPP Sulsel.

“Amir Uskara masih menjadi figur paling berpengaruh di PPP Sulsel, baik secara historis maupun jaringan politik,” ujarnya.

Menurutnya, kemunculan Ilham Ari merupakan strategi regenerasi yang menjaga kesinambungan kekuasaan keluarga. Namun, ia mengingatkan adanya risiko persepsi publik yang mengarah pada isu dinasti politik.

“Tantangannya adalah apakah PPP siap kembali dipimpin oleh satu trah politik, sementara publik menginginkan regenerasi yang lebih terbuka,” tegasnya.

Kritik untuk PPP: Jangan Hanya Berputar di Nama Lama

Asratillah menilai regenerasi politik di PPP Sulsel selama ini terlalu elitis dan sentralistik. Padahal, banyak Ketua DPC yang juga layak tampil di level provinsi karena memiliki modal sosial, pengalaman elektoral, dan basis massa yang jelas.

“Figur daerah harus diberi ruang. Jika PPP ingin bangkit, kompetisi internal harus dibuka, bukan hanya berkutat pada lingkaran lama,” jelasnya.

Ia juga menyebut bahwa elektabilitas PPP di masa depan akan ditentukan oleh kemampuan partai menghadirkan wajah baru yang relevan dengan pemilih urban dan generasi muda.

PR PPP: Rebranding dan Modernisasi Politik

Asratillah menutup analisanya dengan pesan keras: regenerasi bukan hanya soal pergantian sosok, tetapi juga pembaruan ide, isu, dan strategi.

“PPP membutuhkan pemimpin yang mampu menjembatani tradisi Islam politik dengan isu-isu modern seperti digitalisasi, ekonomi hijau, dan pemberdayaan anak muda,” tandasnya.

Menurutnya, baik dari klan Amir Uskara maupun di luar itu, peluang sebenarnya sama. Pertarungannya bukan lagi soal darah atau garis keturunan, tetapi siapa yang punya visi masa depan. (*)

Comment