LENSA, MAKASSAR – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Selatan (Sulsel) belum bisa memastikan apakah ada kerugian negara yang ditimbulkan dalam kasus dugaan korupsi berupa penyimpangan dana hibah yang digunakan untuk pembiayaan kontingen Sulsel pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Hal itu diungkapkan oleh Kasi Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Sulsel, Soetarmi. Dia mengungkapkan bahwa pemanggilan Yasir Machmud, termasuk sejumlah pengurus lainnya dari KONI Sulsel dan pengurus cabang olahraga adalah untuk dimintai keterangan.
“Masih penyelidikan. Belum ada saksi, baru keterangan klarifikasi saja,” ungkap Soetarmi saat dikonfirmasi via telepon, Rabu (24/9/2025) sore.
Dia juga mengungkapkan bahwa pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sekaligus menelusuri jumlah pasti dana hibah yang diterima dan disalurkan ke mana saja oleh pengurus KONI Sulsel. Untuk itulah, Soetarmi mengatakan bahwa dalam kasus ini pihaknya belum bisa memastikan apakah terdapat kerugian negara atau tidak.
“Baru minta informasi penggunaan-penggunaan yang diterima dari cabor-cabor (cabang olahraga). Jadi kita belum tahu apakah ada kerugian atau tidak, baru klarifikasi saja berapa uang yang diterima, berapa digunakan, apa saja yang dibelanjakan, baru itu,” kata Soetarmi.
Saat ditanyakan pengurus cabang olahraga apa saja yang telah dimintai keterangan dalam kasus ini, Soetarmi menolak untuk menjawab. Disebutkan bahwa kasus ini masih terus didalami oleh pihaknya, apakah benar terjadi tindak pidana di dalamnya atau tidak.
“Saya belum bisa sebutkan, memang sudah ada beberapa (diperiksa). Yang jelas cabor yang menerima dana hibah, itu aja. (Intinya) Masih proses penyelidikan dan masih berjalan,” pungkasnya.
Dalam kasus ini, Yasir Machmud selaku Ketua KONI Sulsel dan juga Wakil Ketua II DPRD Sulsel membenarkan pemeriksaan dirinya atas kasus ini. Dia juga menyebut bahwa dalam klarifikasi itu pihaknya mengerahkan sejumlah bukti pada penyidik Kejati Sulsel.
Yasir dalam surat terbuka yang diterima Rakyat Sulsel menegaskan bahwa KONI Sulsel dan sejumlah cabang olahraga (Cabor) peserta PON XXI sudah memenuhi undangan permintaan keterangan dari pihak Kajati Sulsel.
“Kami sudah menyerahkan dokumen dan bukti penggunaan dana hibah sebesar Rp17,5 miliar tahun 2024, dan dana PON lainnya sebesar Rp14 miliar dikelola langsung oleh Dispora Sulsel,” tulis dalam pesan klarifikasi pengurus KONI Sulsel.
Dijelaskan bahwa dari Rp17,5 miliar anggaran itu, sekitar Rp16,6 miliar dipergunakan untuk tiket pesawat, peralatan pertandingan, training centre, kebutuhan tes fisik, vitamin dan pengobatan atlet bertahap, dan uang saku atlet selama 4 bulan.
Termasuk kebutuhan sarana pelatihan dan conditioning training atlet dikantor KONI Sulsel selama masa desentralisasi dan sentralisasi.
“Selebihnya sekitar Rp900 juta digunakan untuk operasional KONI Sulsel untuk memastikan program berjalan sesuai kalender olahraga 2024,” ungkapnya.
Adapun untuk pengadaan pakaian, perlengkapan, akomodasi, uang saku atlet sisa 3 bulan dan biaya penginapan, transportasi dan lainnya selama di Aceh dan Sumut disebut sebesar Rp14 miliar dan dikelola langsung oleh Dispora Sulsel.
Diungkapkan juga bahwa untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan PON, Pengurus KONI Sulsel sudah tidak menerima tunjangan dan insentif mulai bulan Juli sampai Desember sebab KONI Sulsel telah maksimal untuk memenuhi kebutuhan PON, baik pada tahap perencanaan, persiapan hingga hari H, dengan membentuk satgas.
“Pertama adalah Tim Pengendali Teknis Pembinaan dan Verifikasi Atlet PON yang dipimpin oleh Waketum I Herman Hading. Kedua adalah Tim Monitoring dan Verifikasi Kebutuhan Peralatan Tanding dipimpin oleh Waketum III Prof Wasir Thalib dan ketiga adalah Tim Real Cost Kebutuhan Anggaran PON, dipimpin oleh Waketum II Chalik Suang,” sebutnya.
Lebih lanjut, KONI Sulsel juga disebut kekurangan anggaran dalam membina 408 atlet karena tidak semua kebutuhan atlet dapat dipenuhi. Sebagai perbandingan, pertama PON XIX Jawa Barat 2018, anggaran sebanyak Rp68 miliar untuk 321 Atlet.
Kedua PON XX Papua 2021, dengan jumlah anggaran Rp32 miliar untuk 262 Atlet dan ketiga PON XXI Aceh-Sumut 2024 dengan jumlah 408 atlet hanya disiapkan Rp17,5 miliar. Bila bandingkan 2 kali PON sebelumnya anggaran tersebut dinilai jauh dibawah, sebab PON kali ini peserta atlit dan official naik 2 kali lipat pembiayaannya.
“KONI Sulsel Pada PON XX Papua 2021, Sulsel peringkat ke 11 dengan capaian 11 emas, 13 perak, dan 13 perunggu. Total 37 medali, PON XXI Aceh Medan 2024, Sulsel peringkat ke 15 dengan capaian 10 emas, perak 20, 31 perunggu. Total 61 medali atau meningkat 24 medali,” pungkasnya.(*)
Comment