Candaan Rektor UNM Soal Suku Bungku Picu Kontroversi, Tokoh Pemuda Sulteng Desak 1X6 Jam Segera Minta Maaf

Adipati Ardi.

LENSA, JAKARTA – Pepatah “mulutmu harimaumu” seakan tepat menggambarkan situasi yang kini dihadapi Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn. Sebuah video dirinya saat berinteraksi dengan mahasiswa baru mendadak viral dan menuai sorotan.

Dalam rekaman yang beredar di media sosial, Prof. Karta terlihat bertanya asal daerah seorang mahasiswa. Saat mahasiswa tersebut menyebut dari Bungku, Sulawesi Tengah, sang rektor langsung menirukan gerakan membungkuk sambil bercanda. Aksi itu kemudian dianggap sebagai bentuk olok-olok terhadap suku Bungku.

Menanggapi hal ini, tokoh pemuda Sulawesi Tengah, Adipati Ardi, angkat bicara. Ia menilai candaan tersebut tidak pantas keluar dari seorang akademisi bergelar profesor.

“Sebagai seorang profesor, candaan seperti itu tidak elok. Apalagi menyangkut suku dan ras yang sangat sensitif. Mungkin Prof. Karta merasa enjoy saja karena dianggap tidak ada masalah, padahal ini masalah besar,” ujar Adipati, Sabtu (30/8).

Adipati bahkan memberikan ultimatum agar Rektor UNM segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

“Saya beri waktu 1 x 6 jam kepada Prof. Karta untuk meminta maaf kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tengah, Gubernur Sulteng, masyarakat Kabupaten Morowali, khususnya suku Bungku. Jika tidak, persoalan ini bisa bergejolak,” tegasnya.

Menurutnya, insiden tersebut harus ditanggapi serius dan tidak bisa dianggap sepele.

“Kalau perlu beliau sekolah lagi. Saya tidak peduli siapa yang ada di belakangnya. Saya tunggu niat baik Prof. Karta untuk meminta maaf,” pungkas Adipati. (*)

Comment