LENSA, MAKASSAR — Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menantang RT dan RW untuk serius melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah dari lingkungan masing-masing.
Pemerintah Kota Makassar menyiapkan insentif hingga Rp 100 juta per RT bagi wilayah yang dinilai terbaik dalam pengelolaan sampah.
Hal itu disampaikan Munafri saat menutup Festival Daur Bumi dalam rangka Program Makassar Bebas Sampah 2029 yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar di Balai Prajurit Jenderal M. Yusuf, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Minggu (14/12/2025).
Menurut Munafri, persoalan sampah tidak bisa lagi ditangani dari hilir semata. Pengelolaan harus dimulai dari hulu, yakni dari tingkat RT dan RW.
“RT dan RW harus mulai menyiapkan pengelolaan sampah yang baik di lingkungannya masing-masing. Ini akan menjadi indikator penilaian RT/RW terbaik, sehingga bisa mendapatkan penghargaan dan insentif yang tinggi,” kata Munafri.
Ia menyebut Pemkot Makassar akan memberikan insentif minimal kepada 20 RT terbaik. “Kita berikan insentif sebesar Rp100 juta per RT dalam satu tahun,”ujarnya.
Munafri menilai anggaran tersebut justru lebih efisien dibandingkan biaya besar yang harus dikeluarkan pemerintah jika persoalan sampah tidak ditangani sejak sumbernya. “Kalau tidak diselesaikan dari hulu, biayanya akan jauh lebih besar dan bisa menjadi persoalan sosial,” katanya.
Selain RT dan RW, Munafri juga menantang para camat untuk berperan aktif mendukung program Makassar Bebas Sampah 2029.
Ia mendorong keterlibatan anak muda sebagai penggerak di lapangan. “Camat harus membentuk ranger anak muda yang turun langsung memantau,” ujar dia.
Munafri menegaskan persoalan sampah tidak hanya berkaitan dengan aspek teknis, tetapi juga perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat.
“Kesadaran harus dimulai dari diri sendiri. Kebiasaan membuang sampah sembarangan harus diubah,” katanya.
Ia mengingatkan, tanpa kepedulian dan cara pandang jangka panjang, persoalan lingkungan berpotensi menjadi masalah besar yang berdampak pada kehidupan sosial dan kesehatan masyarakat.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Makassar Helmy Budiman mengapresiasi pelaksanaan Festival Daur Bumi yang dinilai berjalan lancar dan mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat. “Ini menunjukkan kesadaran warga terhadap isu lingkungan semakin meningkat,” kata Helmy.
Ia memastikan Festival Daur Bumi akan kembali digelar tahun depan dengan konsep yang lebih inovatif dan edukatif. Pada hari terakhir festival, kegiatan ditutup dengan sesi berbagi bersama Pandawara Group, komunitas anak muda yang aktif dalam aksi kebersihan lingkungan.
“Harapannya, akan lahir anak-anak muda Makassar yang menjadi agen perubahan dan peduli terhadap lingkungan,” ujar Helmy. (*)
Comment