LENSA, MAKASSAR — Nama Mohammad Ramdhan Pomanto atau yang akrab disapa Danny Pomanto dinilai masih cukup dikenal oleh masyarakat, bukan hanya di Kota Makassar tetapi juga di berbagai wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Kondisi ini membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai patut mempertimbangkan sosoknya dalam bursa calon Ketua DPD PDIP Sulsel.
Selain rekam jejaknya yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Makassar dua periode, Danny Pomanto juga sempat menarik perhatian publik saat maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024 lalu. Kala itu, ia tampil sebagai penantang pasangan Andi Sudirman Sulaiman–Fatmawati Rusdi.
Meskipun kalah dengan selisih sekitar 1,4 juta suara, langkah politik Danny Pomanto dinilai berani. Ia hanya diusung oleh tiga partai politik (PPP, PKB, dan PDIP), namun tetap maju melawan pasangan yang didukung 10 partai besar. Hal ini memperlihatkan keberanian sekaligus loyalitasnya terhadap partai pengusung, terutama PDIP.
Nama Danny Pomanto pun kembali mencuat setelah ia mengikuti fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan (UKK) di Kantor DPP PDIP, Jakarta. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari proses penjaringan calon Ketua DPD PDIP Sulsel yang digelar oleh DPP PDIP beberapa waktu lalu.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Sukri Tamma menilai bahwa keikutsertaan Danny Pomanto dalam proses seleksi tersebut merupakan hal yang wajar. Ia menyebut, sosok Danny masih memiliki basis pengaruh dan nama besar di tengah masyarakat Sulsel.
“Menurut saya, saya kira ya saat ini kan Pak Danny Pomanto itu kan adalah seorang tokoh politik. Dan memang selama ini kan terakhir kali kan memang menjadi bagian dari PDIP,” ujar Prof Sukri.
Menurut Sukri, partisipasi Danny Pomanto dalam penjaringan calon ketua PDIP Sulsel merupakan bentuk konsistensi sebagai kader partai. Hal ini dianggap sejalan dengan mekanisme internal PDIP yang membuka ruang bagi kader berpengalaman untuk memimpin struktur daerah.
“Jadi ketika kemudian Pak Danny Pomanto ikut dalam seleksi calon ketua PDIP Sulsel, ya saya kira wajar-wajar saja sebagai seorang kader,” ucapnya.
Lebih lanjut, Sukri juga menilai bahwa meskipun saat ini Danny Pomanto tidak sedang memegang jabatan politik tertentu, tetapi pengaruh dan popularitasnya masih cukup kuat. Ia bahkan menilai bahwa nama besarnya itu masih dibutuhkan oleh PDIP untuk memperkuat mesin partai di Sulsel.
“Kedua saya kira juga ya meskipun saat ini Pak Danny Pomanto mungkin tidak sedang memegang jabatan politik tertentu tetapi bagaimanapun juga masih punya nama begitu,” katanya.
Menurutnya, PDIP membutuhkan figur yang dikenal luas oleh publik untuk memperbaiki performa partainya di Sulsel. Mengingat PDIP dalam beberapa tahun terakhir ini menghadapi persaingan ketat, dimana beberapa partai gurem sebelumnya berbalik haluan dan naik level sejajar dengan sejumlah partai besar lainnya meninggalkan PDIP.
“Ada nama yang tentu saja masih cukup dibutuhkan oleh PDIP untuk kemudian nantinya lebih memperbaiki lagi performa partai ke depan, terutama di Sulawesi Selatan,” ujar Sukri.
Dengan pengalaman dan pengaruh yang masih dimiliki, Sukri menilai Danny termasuk salah satu figur yang cocok untuk memimpin PDIP Sulsel ke depan. Namun, ia menegaskan bahwa kompetisi di internal partai tetap akan berjalan ketat.
Selain Danny, beberapa nama lain juga disebut berpeluang besar untuk bersaing dalam bursa calon ketua PDIP Sulsel. Termasuk Ketua DPD PDIP Sulsel sebelumnya Andi Ridwan Wittiri yang dinilai masih memiliki kompetensi serta beberapa kandidat internal partai yang sudah lama berkarier di PDIP.
“Nah itu saya kira yang perlu dilihat, sehingga Pak Danny Pomanto menjadi salah seorang figur yang saya kira juga termasuk cocok,” katanya.
“Untuk kemudian nanti tentu akan bersaing dengan kandidat-kandidat lain ya. Ketua sebelumnya juga saya kira masih sangat kompeten untuk bisa maju dan beberapa kandidat partai lainnya,” sambung Sukri.
Meski begitu, Sukri menyebut keputusan akhir tetap berada di tangan DPP PDIP. Sebagai partai dengan sistem kepemimpinan yang kuat, keputusan final mengenai ketua DPD PDIP Sulsel tentunya akan ditentukan langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Sukri menambahkan, keputusan DPP tentu tidak akan diambil secara sembarangan. DPP akan mempertimbangkan figur yang dinilai mampu membawa PDIP ke arah yang lebih kuat dan solid dalam menghadapi kontestasi politik mendatang.
“Karena bagaimanapun juga kita tahu betul bahwa PDIP kan penentu akhir adalah ketua DPP, ketua-ketua umumnya dalam hal ini Ibu Megawati. Sehingga kemudian tentu pada akhirnya keputusan Jakarta yang akan menentukan tetapi tentu saja keputusan itu tidak mungkin dibuat jika kemudian dilihat akan melemahkan atau tidak memberikan kontribusi yang baik kepada partai,” tuturnya.
Ia menyebut, siapapun yang nantinya terpilih, termasuk jika Danny Pomanto dipercaya menjadi Ketua PDIP Sulsel, dapat membawa semangat baru dan strategi yang lebih kuat untuk membesarkan dan bersaing dengan partai lainnya di daerah.
Apalagi, lanjut Sukri, PDIP saat ini tengah menghadapi tantangan besar untuk memperbaiki performa elektoralnya di Sulawesi Selatan. Dibutuhkan figur pemimpin yang bukan hanya populer, tetapi juga memiliki kemampuan mengonsolidasikan kekuatan kader di semua level.
“Apalagi ya untuk saat ini kita melihat bahwa PDIP masih butuh perjuangan yang cukup besar, cukup keras untuk kemudian bisa bersaing dengan beberapa partai lain yang dalam pemilu kemarin berhasil menaik suara signifikan,” kuncinya. (*)
Comment