25 Ton Sampah Diangkut Setiap Hari, DLHP Takalar Akui Belum Sentuh Seluruh Wilayah

‎LENSA, TAKALAR – Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Kabupaten Takalar mencatat, sedikitnya 25 ton sampah berhasil diangkut setiap hari dari berbagai wilayah.

‎Seluruh sampah tersebut dibawa ke Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Balang yang berada di Kelurahan Bontokadatto, Kecamatan Polongbangkeng Selatan.

‎Kepala DLHP Takalar, Fatmawati, menyebut jumlah itu masih jauh dari total produksi sampah harian di Kabupaten Takalar.

‎Berdasarkan perhitungan ideal berdasarkan jumlah penduduk, Takalar diperkirakan menghasilkan hingga 133 ton sampah per hari.

‎“Kalau dihitung dari jumlah penduduk, volume sampah kita bisa mencapai 133 ton per hari. Tapi yang bisa kami angkut baru sekitar 25 ton,” ungkap Fatmawati saat ditemui di kantornya, Jumat (3/10/2025).

‎Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan armada dan anggaran operasional yang dimiliki DLHP.

‎Fatmawati menjelaskan, belum semua wilayah di Takalar dapat dijangkau oleh petugas pengangkut sampah, seperti daerah pedesaan.

‎Saat ini, DLHP Takalar hanya memiliki 9 truk amrol, 2 truk tongkang, 14 motor tiga roda, dan 1 mobil pick-up untuk melayani seluruh kabupaten.

‎Fatmawati menyebutkan bahwa penanganan sampah tidak bisa hanya dibebankan pada DLHP saja.

‎Ia menekankan pentingnya kerja sama dari semua pihak, terutama pemerintah desa dan kecamatan.

‎“Berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2023, tanggung jawab penanganan sampah juga ada pada pemerintah desa dan kecamatan. Jadi ini adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.

‎Fatma menjelaskan, bahwa jika DLHP bekerja sendiri, mereka akan kewalahan menghadapi persoalan sampah yang semakin kompleks. Karena itu, kolaborasi menjadi kunci utama dalam menyelesaikan persoalan lingkungan ini.

‎“Kami ini sebagai mediator. Penanganan sampah tidak bisa hanya mengandalkan DLHP. Harus ada keterlibatan semua pihak,” tambahnya.

‎Fatmawati berharap masyarakat ikut andil dalam menjaga kebersihan lingkungan, mulai dari memilah sampah rumah tangga hingga mengelola limbah secara mandiri.

‎“Kesadaran masyarakat sangat penting. Jika semua bergerak bersama, pengelolaan sampah akan jauh lebih efektif,” katanya.

‎Ia juga mengajak pemerintah desa dan kelurahan untuk lebih proaktif dalam menyusun program pengelolaan sampah di wilayah masing-masing.

‎“Tanpa keterlibatan semua unsur, penanganan sampah hanya akan jadi pekerjaan yang tidak kunjung selesai,” tutup Fatmawati. (*)

Comment