LENSA, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mempromosikan program unggulan dan inovasi digital Kota Makassar dalam Konferensi International Academic Consortium for Sustainable Cities (IACSC) 2025 yang digelar di Hotel Unhas Makassar, Senin (4/8/2025).
Di hadapan peserta dari berbagai negara, Munafri menyampaikan visi dan strategi pembangunan kota yang mengarah pada keberlanjutan dan inklusi.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar mencapai 5,56 persen, melebihi rata-rata nasional. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 juta jiwa dan wilayah seluas 175,77 kilometer persegi, Makassar disebut berada dalam posisi strategis sebagai gerbang kawasan Indonesia Timur.
Dalam paparannya, Munafri memperkenalkan visi MULIA (Makassar Unggul, Inklusif, Aman, dan Berkelanjutan). Menurutnya, pilar “Unggul” mencerminkan tekad menjadikan Makassar sebagai kota yang maju, sementara pilar “Inklusif” berfokus pada keterlibatan seluruh lapisan masyarakat.
Adapun “Aman” menggambarkan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi semua warga, dan “Berkelanjutan” menunjuk pada pembangunan yang selaras dengan pelestarian lingkungan dan efisiensi sumber daya.
“Makassar tidak ingin hanya menjadi penonton di tengah perubahan global. Kita ingin menjadi pemain utama, kota pemimpin yang tumbuh bersama, dan memberi dampak positif di kawasan timur Indonesia,” ucap Munafri.
Ia juga memaparkan tujuh misi strategis pembangunan Kota Makassar, yakni peningkatan daya saing ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, pengembangan budaya dan pariwisata, pemerintahan yang responsif, penguatan inklusi sosial, serta perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.
“Ini, kami jabarkan dalam tujuh program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat,” kata Munafri.
Salah satu program unggulan yang disorot adalah peluncuran aplikasi Lontara+, platform digital terpadu yang mengintegrasikan 358 layanan publik di Makassar.
“Dengan aplikasi Lontara+, semua layanan kota bisa diakses dalam genggaman. Mulai dari pelayanan administrasi, informasi publik, hingga pengaduan masyarakat. Inilah bentuk nyata digitalisasi pemerintahan yang inklusif,” ujar Munafri.
Selain itu, ia juga memperkenalkan Makassar Creative Hub (MCH), pusat pengembangan keterampilan dan inovasi yang ditujukan untuk generasi muda. “Setelah lulus, banyak anak muda hanya punya keterampilan standar. Di Creative Hub atau MCH, kami bantu mereka punya spesialisasi dan daya saing,” terang Munafri.
Di sektor pelayanan dasar, Munafri mengungkapkan program sambungan air bersih gratis untuk masyarakat prasejahtera, termasuk di sekolah dan kawasan padat penduduk.
“Ini bentuk komitmen kami terhadap kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Tidak semua, tapi kami prioritaskan mereka yang paling membutuhkan,” tutur Munafri.
Terakhir, Munafri menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya lokal dalam proses transformasi digital. Ia menyebut filosofi lokal Siri’na Pacce sebagai prinsip yang tetap dipegang Pemkot Makassar dalam setiap kebijakan.
“Kami percaya bahwa transformasi digital harus berpijak pada budaya dan kearifan lokal. Itulah yang menjadikan Makassar berbeda dan kuat menghadapi tantangan modernisasi,” jelas Munafri.
Diketahui, Konferensi IACSC 2025 ini dihadiri para akademisi dan pemimpin kota dari berbagai negara. (*)
Comment