LENSA, TAKALAR – Meski ditetapkan sebagai salah satu proyek percontohan di Sulawesi Selatan, pelaksanaan program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Kabupaten Takalar masih jauh dari kata maksimal.
Sebagaimana diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto telah meluncurkan secara resmi 80.000 Kopdes Merah Putih pada Senin, 21 Juli 2025 lalu.
Salah satunya berada di Desa Aeng Batu-batu, Kecamatan Galesong Utara, Takalar, yang digadang-gadang menjadi percontohan tingkat provinsi.
Dalam peluncuran tersebut, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Bupati Takalar H. Mohammad Firdaus Daeng Manye turut hadir secara virtual.
Gubernur bahkan memberikan bantuan dana sebesar Rp 20 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Takalar sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan koperasi desa.
“Semoga bantuan ini dapat mendorong tumbuhnya koperasi yang kuat dan mandiri di desa-desa, serta menjadi lokomotif ekonomi kerakyatan di Takalar,” ujar Andi Sudirman.
Namun, harapan tersebut tampaknya belum sepenuhnya terwujud. Hingga kini, mayoritas Kopdes Merah Putih di Takalar belum berjalan sebagaimana mestinya. Banyak kepala desa mengaku belum memiliki modal usaha dan masih menunggu petunjuk teknis yang lebih jelas dari pemerintah pusat maupun daerah.
“Belum ada anggaran yang turun. Bahkan juknis operasionalnya juga belum kami terima. Jadi kegiatan koperasi belum bisa kami mulai,” ungkap beberapa kepala desa saat ditemui, Selasa (29/7/2025).
Hal ini dibantah oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Takalar, Andi Rijal Mustamin. Menurutnya, program ini tinggal menunggu proses pencairan anggaran tahap pertama.
“Setiap koperasi nantinya akan menunggu suntikan dana awal sebesar Rp 3 miliar, dan kita meununggu dari Pusat dana APBN” katanya.
Lebih lanjut, Andi Rijal menjelaskan bahwa hingga saat ini baru satu koperasi yang resmi beroperasi, yakni Kopdes Merah Putih Aeng Batu-batu, karena telah lebih dulu mengamankan anggaran sebesar Rp 200 juta.
“Sementara desa masih menunggu proses pencairan dana awal agar bisa segera beroperasi, kecuali yang sudah menganggarkan melalui Dana Bumbes seperti Desa Aeng Batu-Batu,” pungkasnya.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa meski telah diluncurkan dengan seremoni besar-besaran, implementasi Kopdes Merah Putih di Takalar masih menemui sejumlah tantangan, terutama dalam aspek pendanaan dan teknis pelaksanaan.
Publik pun menanti gebrakan nyata dari Pemerintah agar koperasi ini benar-benar mampu mendorong ekonomi kerakyatan di tingkat desa. (*)
Comment