LENSA, JAKARTA – Sektor pertanian mengalami pertumbuhan signifikan. Pada triwulan I tahun 2025, sektor ini mencatat pertumbuhan mencapai 10,52 persen, pencapaian tertinggi dalam 53 tahun terakhir.
Demikian disampaian Deputi Bidang Materi Komunikasi dan Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Muhammad Isra Ramli dalam diskusi Berani Bicara bertajuk “Arah Kebijakan Pembangunan Presiden Prabowo” di Rumah Besar Gatotkaca, Jakarta, Selasa (2/6).
“Tidak pernah petani dihargai sedemikain rupa. Di masa Pak Prabowo, mereka bergembira. Mereka bisa berproduksi, harga hasil produksinya juga dijamin oleh negara,” kata Isra.
Menurut Isra, Presiden Prabowo memang selalu mengidentikkan perjuangan dengan mengangkat martabat.
“Salah satu yang martabatnya diabaikan selama berpuluh-puluh tahun, ya petani. Mereka jadi korban dari hulu hingga hilir dari kegiatan produktif mereka. Hari ini petani bergembira,” imbuh Isra.
Isra menjelaskan, arah jangka panjang dari kebijakan Presiden Prabowo adalah Indonesia Emas 2045. Tetapi untuk menuju ke sana, ada banyak tahap yang dilakukan. Misalnya target jangka pendek hingga 2029-2030, yaitu pertumbuhan ekonomi 8 persen dan kemiskinan ekstrim 0 persen.
“Jadi di tahun pertama ini kita memulihkan dulu kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan pangan. Jadi swasembada pangan yang menjadi fokus. Alhamdulillah swasembada pangan kita belum satu tahun sudah tercapai,” jelasnya.
Setelah sektor pertanian tumbuh, lanjut Isra, pemerintah fokus pada kedaulatan energi. “Bagaimana kebutuhan akan BBM yang hari ini hampir 1,6 juta barel per hari, 1 jutanya impor, itu kita kurangi,” kata Isra.
Caranya, kata dia, bisa dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau pegembangan industri baterai. Bisa juga dengan menggali sumur-sumur minyak yang sejatinya masih produktif.
“Jadi kita akan mengurangi ketergantungan pada impor energi,” tegas Isra. (*)
Comment