Polda Sulsel Akui Kesulitan Ungkap Pelaku Penembakan Pengacara di Bone

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan bersama Ditreskrimum Polda Sulsel, Kombes Pol Jamaluddin Farti saat diwawancara di RS Bhayangkara Makassar, Senin (10/2/2025).

LENSA, MAKASSAR – Sebulan lebih berlalu, kasus penembakan pengacara Rudy S Gani (49) di Desa Patukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, oleh orang tidak dikenal (OTK) belum juga terungkap. Padahal, kasus ini ditangani oleh penyidik Ditreskrimum Polda Sulsel, bekerjasama penyidik Satreskrim Polres Bone.

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan saat diwawancara terkait perkembangan kasus ini hanya menyebut jika pihaknya telah melakukan penyelidikan. Ia tak menjelaskan secara detail perkembangan kasus penembakan Rudy oleh orang misterius pada Selasa (31/12/2024), atau tepat pada malam pergantian tahun baru di rumah mertuanya di Bone.

“Kita sudah melakukan proses penyelidikan lebih lanjut. Mohon doanya segera terungkap,” singkat Yudhiawan, Senin (10/2/2025) sore.

Begitu juga dengan Ditreskrimum Polda Sulsel, Kombes Pol Jamaluddin Farti menyebut pihaknya mengalami beberapa kendala dalam mengungkap kasus penembakan ini. Salah satu kendalanya, kata dia, adalah keterangan saksi-saksi yang kerap berubah-ubah hingga menyulitkan penyidik.

Selain itu, kondisi tempat kejadian perkara yang terletak di wilayah perkampungan dan minimnya bukti petunjuk, seperti CCTV juga disebut menjadi salah satu faktornya.

“Memang ada beberapa kendala di lapangan, namun tetap kita maksimalkan untuk penyelidikan,” ujar Jamaluddin.

“Saksi, karena beberapa keterangan saksi juga agak berubah-ubah, termasuk juga itu memang kendala. Iya, termasuk (tidak ada CCTV di sekitar lokasi), itu kendala di lapangan. (Tapi) namanya penyelidikan kan butuh waktu untuk pengungkapannya,” sambungnya.

Meski begitu, Jamaluddin tetap memastikan pihaknya akan mengungkap kasus ini, hanya saja butuh waktu. Penyidik Ditreskrimum Polda Sulsel dan penyidik dari Satreskrim Polres Bone hingga saat ini disebut masih terus melakukan penyelidikan di lokasi penembakan, termasuk menyesuaikan keterangan saksi-saksi.

Keterangan saksi yang diperiksa, kata dia, terus didalami. Alibi tiap saksi disesuaikan dengan keterangan saksi lainnya guna mendapatkan keterangan yang mendalam pada kasus ini.

“Masih bekerja terus tim ini, teman-teman di lapangan juga masih. Tadi siang juga masih anev (analisis dan evaluasi), terakhir dengan pak kapolda, jadi ini terus kita anev, cuman belum, sabar. Kita cek lagi alibinya (saksi) apakah betul tidak ini (tidak ada keterlibatannya), kita tunggu satu-satu semuanya, jadi butuh waktu,” ungkapnya.

Untuk diketahui, insiden penembakan yang menewaskan pengacara Rudy ini terus menyita perhatian publik. Terlebih kasusnya sudah sebulan lamanya namun belum ada titik terang terkait siapa pelaku penembakan tersebut.

Penembakan misterius ini bermula ketika korban bersama keluarganya sedang menggelar acara makan malam menunggu malam pergantian tahun baru bersama keluarganya di kantor korban yang masih dalam tahap pembangunan di Desa Patukku Limpoe, Kecamatan Lappariaja.

Tidak disangka, di moment bahagia itu tiba-tiba terdengar suara ledakan dari luar, dan sesaat setelah itu korban tergeletak.

Saat kejadian, Rudy sedang bersama istri dan keluarganya di dalam rumah. Total ada enam orang yang berada dalam ruangan saat penembakan terjadi. Korban sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat, namun nyawanya tidak tertolong.

Dari hasil otopsi mengungkapkan bahwa Rudy mengalami luka tembak di bawah mata kanan, dengan peluru bersarang di tulang lehernya. Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) juga telah memeriksa proyektil peluru yang bersarang di bagian kepala Rudy yang menunjukkan dia ditembak menggunakan senapan angin. Rudy diduga ditembak oleh pelaku dari jarak 15 meter. (*)

Comment